Bahaya Memakai Headset: dari Telinga Hingga Otak
Bahaya Memakai Headset: dari Telinga Hingga Otak
Hai, Sobat Ceria! Semoga nggak bosan, ya, untuk terus membaca dan belajar banyak hal. Yuhuu. Nah, kali ini penulis ingin sedikit berbagi tentang bahaya memakai headset. Tentunya Reader mengenal apa yang disebut headset, kan? Bahkan Reader mungkin sering memakainya selama mendengarkan musik atau bertelepon.
Memang harus diakui bahwa memakai headset bisa membuat suara yang kita dengar dari ponsel menjadi lebih jernih dan jelas. Selain itu headset juga kedap suara, sehingga suara dari luar tidak masuk dan mengganggu.
Akan tetapi, tahukah bahwa pemakaian headset ternyata dapat berdampak buruk bagi telinga dan otak? Sebelum penulis menjelaskan bahaya headset, berikut ini dijelaskan sedikit mengenai sejarah headset.
Mengutip dari www.tendasejarah.com, headset diciptakan pertama kali pada tahun 1910 oleh Nathaniel Baldwin, mahasiswa Universitas Stanford. Namun penemuannya ini tidak langsung menjadi perhatian publik, karena seperti layaknya penemu-penemu pada zaman itu, Baldwin tidak mampu menemukan orang yang berminat untuk memproduksi temuannya secara massal.
Pada tahun-tahun selanjutnya, khususnya pada Perang Dunia I, angkatan bersenjata Amerika mengetahui penemuan Baldwin dan memproduksi 100 headset untuk pilot mereka yang akan digunakan untuk keperluan perang. Oleh karena itu penggunaan awal dan pasar untuk headset terutama untuk tujuan penerbangan. Sejak saat itu, headset terus mengalami perkembangan dan semakin dikenal masyarakat.
Nah, terlepas dari sejarahnya, seperti tadi sudah disebutkan, pemakaian headset ternyata berbahaya bagi telinga dan otak.
Mengutip dari www.doktersehat.com, kebiasaan mendengarkan portable music player (PMP), seperti MP3 player, bisa membuat telinga cedera. Itu terjadi jika kita terlalu sering memakai earphone atau headphone bervolume tinggi. Berdasar penelitian, efek buruk datang jika menggunakan earphone selama lima jam dalam seminggu. Dampaknya adalah kerusakan permanen pada telinga,
kemungkinan terbesar hal itu terjadi pada usia muda. Mungkin saat ini efek buruk tersebut belum terlihat, tetapi kelak akan terasa.
Volume erat kaitannya dengan usia. Suara terbagi atas beberapa tingkat. Suara ringan untuk dewasa berada antara 25 hingga 40 dB, sedangkan untuk anak-anak 20 sampai 40 dB. Bertingkat semakin tinggi hingga suara terberat berkualitas 90 dB atau lebih yang masih dapat didengar manusia. Selain itu, saat memakai headset/ earphone/ headphone, gelombang elektromagnetik yang mengalir berpengaruh terhadap listrik otak. Akan tetapi, belum dapat dibuktikan bahwa gelombang tersebut berpengaruh terhadap kerusakan otak.
Lagi, mengutip dari www.doktersehat.com, berikut ini adalah efek negatif dari pemakaian headset/ earphone/ headphon:
Karenanya kita harus menggunakan earphone atau headset ini sesuai kebutuhan saja, jangan berlebih.
Untuk mengurangi efek negatif dari penggunaan headset, disarankan untuk menggunakan headphone yang besar (tipe yang lama), sehingga suara lebih terdistribusi dan lebih menutup suara bising dari luar dibandingkan earphone yang kecil.
Tipe earbuds yang kecil mempunyai speaker kecil dengan volume besar yang diletakan di lubang telinga sudah pasti memberikan efek lebih besar pada pendengaran dibandingkan dengan headphone yang hanya ditempel pada telinga luar.
Itulah sedikit seputar bahaya menggunakan headset. Semoga bermanfaat!^^
Hai, Sobat Ceria! Semoga nggak bosan, ya, untuk terus membaca dan belajar banyak hal. Yuhuu. Nah, kali ini penulis ingin sedikit berbagi tentang bahaya memakai headset. Tentunya Reader mengenal apa yang disebut headset, kan? Bahkan Reader mungkin sering memakainya selama mendengarkan musik atau bertelepon.
Memang harus diakui bahwa memakai headset bisa membuat suara yang kita dengar dari ponsel menjadi lebih jernih dan jelas. Selain itu headset juga kedap suara, sehingga suara dari luar tidak masuk dan mengganggu.
Akan tetapi, tahukah bahwa pemakaian headset ternyata dapat berdampak buruk bagi telinga dan otak? Sebelum penulis menjelaskan bahaya headset, berikut ini dijelaskan sedikit mengenai sejarah headset.
Mengutip dari www.tendasejarah.com, headset diciptakan pertama kali pada tahun 1910 oleh Nathaniel Baldwin, mahasiswa Universitas Stanford. Namun penemuannya ini tidak langsung menjadi perhatian publik, karena seperti layaknya penemu-penemu pada zaman itu, Baldwin tidak mampu menemukan orang yang berminat untuk memproduksi temuannya secara massal.
Pada tahun-tahun selanjutnya, khususnya pada Perang Dunia I, angkatan bersenjata Amerika mengetahui penemuan Baldwin dan memproduksi 100 headset untuk pilot mereka yang akan digunakan untuk keperluan perang. Oleh karena itu penggunaan awal dan pasar untuk headset terutama untuk tujuan penerbangan. Sejak saat itu, headset terus mengalami perkembangan dan semakin dikenal masyarakat.
Nah, terlepas dari sejarahnya, seperti tadi sudah disebutkan, pemakaian headset ternyata berbahaya bagi telinga dan otak.
Mengutip dari www.doktersehat.com, kebiasaan mendengarkan portable music player (PMP), seperti MP3 player, bisa membuat telinga cedera. Itu terjadi jika kita terlalu sering memakai earphone atau headphone bervolume tinggi. Berdasar penelitian, efek buruk datang jika menggunakan earphone selama lima jam dalam seminggu. Dampaknya adalah kerusakan permanen pada telinga,
kemungkinan terbesar hal itu terjadi pada usia muda. Mungkin saat ini efek buruk tersebut belum terlihat, tetapi kelak akan terasa.
Volume erat kaitannya dengan usia. Suara terbagi atas beberapa tingkat. Suara ringan untuk dewasa berada antara 25 hingga 40 dB, sedangkan untuk anak-anak 20 sampai 40 dB. Bertingkat semakin tinggi hingga suara terberat berkualitas 90 dB atau lebih yang masih dapat didengar manusia. Selain itu, saat memakai headset/ earphone/ headphone, gelombang elektromagnetik yang mengalir berpengaruh terhadap listrik otak. Akan tetapi, belum dapat dibuktikan bahwa gelombang tersebut berpengaruh terhadap kerusakan otak.
Lagi, mengutip dari www.doktersehat.com, berikut ini adalah efek negatif dari pemakaian headset/ earphone/ headphon:
1. Kerusakan permanen pada telinga
Hal ini terjadi bila telinga sudah tidak kuat lagi menanggung beban suara keras dari earphone yang langsung terhubung dengan lubang telinga, biasanya, hal ini terjadi pada mereka yang masih berusia muda atau remaja.2. Kehilangan pendengaran di usia 20-an
Berdasarkan penelitian, efek penggunaan earphone atau headset yang berlebih ini memang tidak akan langsung terasa. Kerusakan akibat penggunaan headset atau earphone yang berlebihan ini akan muncul secara perlahan, biasanya efek akan mulai terasa di usia 20-an. Di usia itu, si penderita akan mulai kehilangan pendengarannya.3. Kerusakan otak
Gelombang elektromagnetik akibat earphone atau headset ini diduga berpengaruh terhadap listrik otak. Terbukti gelombang elektromagnetig ini berpengaruh pada listrik otak pada tikus. Namun, hingga saat ini belum diketahui seberapa besar efek dari gelombang elektromagnetik itu pada otak manusia. Tapi yang jelas kita harus tetap waspada.4. Ambang pendengaran
Paparan musik dengan earphone atau headset dapat mempengaruhi ambang pendengaran manusia, terutama bila dilakukan dengan volume keras dan dalam jangka waktu lama. Secara perlahan efek ini akan mengarah pada gangguan pendengaran secara permanen.Karenanya kita harus menggunakan earphone atau headset ini sesuai kebutuhan saja, jangan berlebih.
Untuk mengurangi efek negatif dari penggunaan headset, disarankan untuk menggunakan headphone yang besar (tipe yang lama), sehingga suara lebih terdistribusi dan lebih menutup suara bising dari luar dibandingkan earphone yang kecil.
Tipe earbuds yang kecil mempunyai speaker kecil dengan volume besar yang diletakan di lubang telinga sudah pasti memberikan efek lebih besar pada pendengaran dibandingkan dengan headphone yang hanya ditempel pada telinga luar.
Itulah sedikit seputar bahaya menggunakan headset. Semoga bermanfaat!^^
loading...
0 Response to "Bahaya Memakai Headset: dari Telinga Hingga Otak"
Posting Komentar